Logo

Kelurahan Lembang

Kabupaten Bantaeng

Home

Profil Desa

Infografis

Listing

IDM

Berita

Belanja

PPID

Kue Apang Khas Ujung Labbu, Kelurahan Lembang - Warisan Rasa yang Terus Menghidupkan Tradisi

Kue Apang Khas Ujung Labbu, Kelurahan Lembang - Warisan Rasa yang Terus Menghidupkan Tradisi

Invalid Date

Ditulis oleh Administrator

Dilihat 1 kali

Kue Apang Khas Ujung Labbu, Kelurahan Lembang - Warisan Rasa yang Terus Menghidupkan Tradisi

Kue Apang merupakan salah satu kuliner tradisional yang menjadi kebanggaan masyarakat Kelurahan Lembang, Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng. Kue yang berwarna cokelat keemasan dengan aroma gula merah yang khas ini telah lama hadir sebagai bagian dari budaya kuliner lokal. Secara khusus, Kue Apang yang paling dikenal dan diakui kualitasnya berasal dari wilayah Ujung Labbu, sebuah lingkungan di Kelurahan Lembang yang menjadi pusat tradisi pembuatan Apang secara turun-temurun. Dari sinilah resep dan rasa autentik Kue Apang menyebar dan menjadi identitas kuliner masyarakat setempat.


Di tengah laju modernisasi dan maraknya makanan instan, Kue Apang dari Ujung Labbu tetap bertahan sebagai simbol kehangatan, kebersamaan, dan identitas budaya. Bagi warga Lembang, Kue Apang bukan sekadar makanan, tetapi cerminan nilai-nilai tradisi yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Setiap rumah di Ujung Labbu memiliki cerita tersendiri tentang bagaimana kue ini diajarkan, dibuat, hingga menjadi hidangan wajib dalam berbagai kegiatan keluarga maupun adat.


Asal-usul Kue Apang tidak dapat dipisahkan dari tradisi memasak masyarakat Bugis-Makassar. Nama "Apang" merujuk pada bentuknya yang mengembang dan berpori lembut. Dalam kehidupan masyarakat Lembang, khususnya Ujung Labbu, Kue Apang telah menjadi sajian penting dalam acara keagamaan, syukuran, pesta panen, hingga pertemuan warga. Rasanya yang manis dan lembut selalu mampu menghadirkan suasana akrab, seolah membawa kembali kenangan masa kecil.


Bahan utama dalam pembuatan Kue Apang cukup sederhana, yaitu tepung beras, gula merah, santan, dan sedikit ragi atau tape untuk fermentasi alami. Namun, masyarakat Ujung Labbu memiliki ciri khas tersendiri. Mereka menggunakan gula merah lokal yang dihasilkan oleh petani sekitar Lembang, sehingga rasa dan aromanya lebih kuat dan alami. Bahkan beberapa warga masih setia memasak gula merah menggunakan tungku kayu bakar, menciptakan aroma smoky yang tidak bisa digantikan oleh cara modern.


Proses pembuatan Kue Apang dimulai dengan mencampur tepung beras dengan larutan gula merah dan santan yang telah dimasak. Adonan kemudian diaduk hingga halus dan dibiarkan selama beberapa jam untuk proses fermentasi. Fermentasi inilah yang membuat Kue Apang mengembang sempurna saat dikukus. Warga Ujung Labbu percaya bahwa fermentasi tidak boleh tergesa-gesa—kesabaran adalah kunci agar hasilnya lembut, harum, dan mekar dengan indah.


Setelah adonan dianggap siap, langkah berikutnya adalah mengukusnya dalam cetakan kecil. Ketelitian dalam mengatur panas kukusan menjadi hal yang sangat penting. Suhu yang stabil akan menghasilkan retakan alami di permukaan Apang, tanda bahwa kue tersebut matang dengan kualitas sempurna. Ketika tutup kukusan dibuka, aroma gula merah bercampur santan langsung memenuhi udara, menghadirkan sensasi yang selalu berhasil membangkitkan selera.


Kue Apang dari Ujung Labbu biasanya disajikan tanpa tambahan banyak hiasan, karena cita rasa asli yang manis gurih sudah cukup menggugah. Beberapa warga menambahkan kelapa parut kukus yang diberi sedikit garam untuk memperkaya rasa. Teksturnya yang lembut, sedikit kenyal, dan aromanya yang khas membuat Apang menjadi teman ideal untuk menikmati kopi hitam Lembang pada pagi atau sore hari.


Selain sebagai makanan, Kue Apang memiliki nilai ekonomi dan sosial yang kuat. Banyak ibu rumah tangga di Ujung Labbu yang menjadikan pembuatan Apang sebagai usaha rumahan. Saat pasar pagi atau ada acara besar, Kue Apang menjadi salah satu kudapan yang selalu dicari. Dari kegiatan sederhana ini, masyarakat mampu meningkatkan ekonomi keluarga sekaligus menjaga warisan nenek moyang.


Kini, Kue Apang khas Ujung Labbu mulai dikenal di luar Kelurahan Lembang. Beberapa pengrajin berinovasi dengan kemasan modern tanpa mengurangi keaslian rasa. Hal ini membuka peluang besar bagi Kue Apang untuk menjadi ikon kuliner Kabupaten Bantaeng.


Pada akhirnya, keberadaan Kue Apang dari Ujung Labbu merupakan bukti bahwa tradisi dapat terus hidup meski zaman berubah. Setiap gigitan membawa kita kepada kisah tentang kerja keras, ketekunan, dan kecintaan masyarakat Lembang terhadap warisan kuliner mereka. Selama resep ini dijaga dan diajarkan kepada generasi berikutnya, Kue Apang akan tetap menjadi rasa khas Lembang yang tak tergantikan

Bagikan:

Berita Terbaru

Berita Terbaru

Logo

Kelurahan Lembang

Kecamatan Bantaeng

Kabupaten Bantaeng

Provinsi Sulawesi Selatan

© 2025 Powered by PT Digital Desa Indonesia