Logo

Kelurahan Lembang

Kabupaten Bantaeng

Home

Profil Desa

Infografis

Listing

IDM

Berita

Belanja

PPID

Kue Kaddo Boddong Khas Tamalangnge - Warisan Rasa dari Lembang yang Tetap Bertahan di Tengah Perubahan Zaman

Kue Kaddo Boddong Khas Tamalangnge - Warisan Rasa dari Lembang yang Tetap Bertahan di Tengah Perubahan Zaman

Invalid Date

Ditulis oleh Administrator

Dilihat 13 kali

Kue Kaddo Boddong Khas Tamalangnge - Warisan Rasa dari Lembang yang Tetap Bertahan di Tengah Perubahan Zaman

Kue Kaddo Boddong adalah salah satu kuliner tradisional yang menjadi kebanggaan masyarakat Tamalangnge, sebuah wilayah yang berada di Kelurahan Lembang, Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng. Kue ini telah diwariskan dari generasi ke generasi sebagai bagian penting dari identitas kuliner lokal. Dengan cita rasa khas yang manis gurih, tekstur lembut, dan aroma wangi yang mengingatkan pada masa lalu, Kaddo Boddong menjadi hidangan yang selalu ditunggu dalam berbagai acara adat, syukuran, maupun pertemuan keluarga di Tamalangnge. Kehadirannya seolah menjadi simbol kehangatan dan persatuan masyarakat setempat.


Nama “Kaddo Boddong” sendiri berasal dari bahasa Makassar, di mana “kaddo” berarti kue atau makanan, dan “boddong” berarti besar atau bulat. Nama tersebut menggambarkan bentuk kue ini yang umumnya lebih besar dibandingkan jenis kue tradisional lainnya. Meski bentuknya sederhana, nilai budaya yang terkandung di dalamnya sangatlah dalam. Kaddo Boddong tidak hanya dinikmati sebagai makanan, tetapi juga menjadi bagian dari ritual dan tradisi masyarakat Tamalangnge yang sarat makna.


Bahan dasar pembuatan Kue Kaddo Boddong cukup sederhana: tepung beras, santan, gula merah, dan sedikit garam. Namun dalam tradisi Tamalangnge, proses pembuatannya tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Setiap langkah mengandung nilai ketelitian, kesabaran, dan pengalaman turun-temurun. Warga yang telah mahir membuat kue ini biasanya belajar sejak kecil, menyaksikan para orang tua atau nenek yang membuatnya saat ada acara besar di kampung.


Proses pembuatan dimulai dari memasak gula merah hingga mencair dan mengeluarkan aroma wangi yang khas. Gula merah yang digunakan biasanya adalah gula lokal dari petani Kelurahan Lembang, sehingga rasa yang dihasilkan jauh lebih alami dan kuat. Setelah gula larut, santan ditambahkan dan dimasak perlahan agar kuah campuran tetap halus dan tidak pecah. Di sisi lain, tepung beras diayak hingga halus untuk memastikan tekstur kue nanti menjadi lembut.


Adonan kemudian dicampur secara perlahan, tidak boleh buru-buru. Tahap ini menjadi kunci keberhasilan Kaddo Boddong karena adonan yang tidak rata akan membuat tekstur kue menjadi keras atau bantat. Setelah adonan tercampur sempurna, langkah berikutnya adalah mempersiapkan wadah dan daun pisang sebagai alas kue. Daun pisang tidak hanya berfungsi sebagai pembungkus, tetapi juga memberikan aroma khas yang membuat rasa kue semakin istimewa. Warga Tamalangnge meyakini bahwa kualitas daun pisang sangat memengaruhi aroma akhir dari Kaddo Boddong.


Ketika adonan sudah siap, ia dituangkan ke dalam wadah kemudian dikukus dengan api sedang. Selama proses pengukusan, tutup kukusan biasanya dilapisi kain agar uap air tidak menetes dan merusak tekstur kue. Setelah beberapa waktu, Kaddo Boddong akan mengembang dengan warna cokelat keemasan, tanda bahwa ia telah matang sempurna. Aroma gula merah dan santan yang menyatu memenuhi seluruh ruangan, menghadirkan suasana hangat yang seolah membawa siapa saja kembali ke masa kecil mereka di kampung.


Kue Kaddo Boddong biasanya disajikan sebagai hidangan utama dalam acara tertentu seperti syukuran, pesta adat, pernikahan, hingga acara keagamaan. Rasanya yang manis, gurih, dan lembut membuatnya disukai semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Tidak sedikit masyarakat Tamalangnge yang menjadikan Kaddo Boddong sebagai oleh-oleh khas untuk kerabat atau tamu yang berkunjung.


Selain menjadi bagian dari tradisi, Kaddo Boddong juga memiliki nilai ekonomi yang penting bagi ibu-ibu rumah tangga di Tamalangnge. Banyak warga yang mulai mengolah dan menjual kue ini dalam skala rumahan untuk menambah penghasilan. Dengan kemasan modern dan kualitas yang tetap dipertahankan, Kaddo Boddong kini semakin dikenal tidak hanya di Kelurahan Lembang, tetapi juga di wilayah Bantaeng dan sekitarnya. Hal ini menunjukkan bahwa kuliner tradisional dapat terus bertahan dan berkembang dalam dunia yang semakin modern.


Kue Kaddo Boddong bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga simbol identitas masyarakat Tamalangnge. Setiap gigitan membawa cerita tentang kebersamaan, kerja keras, dan kecintaan pada warisan leluhur. Selama masyarakat Tamalangnge tetap menjaga tradisi ini, Kaddo Boddong akan terus hidup sebagai cita rasa khas Kelurahan Lembang yang tidak akan tergantikan

Bagikan:

Berita Terbaru

Berita Terbaru

Logo

Kelurahan Lembang

Kecamatan Bantaeng

Kabupaten Bantaeng

Provinsi Sulawesi Selatan

© 2025 Powered by PT Digital Desa Indonesia