Bagi sebagian orang, malam minggu adalah waktu beristirahat, bersantai, atau berkumpul bersama keluarga. Namun bagi Lurah Lembang, Dedy Anshari R., S.Kom., MM, malam minggu justru menjadi momentum emas untuk meningkatkan kapasitas diri dan memikirkan masa depan pelayanan publik di wilayahnya. Duduk di depan laptop, ditemani ketenangan malam, beliau menyelami berbagai referensi, inovasi, dan model pelayanan dari kelurahan-kelurahan di seluruh Indonesia. Apa yang dilakukan ini bukan sekadar rutinitas, melainkan wujud dari komitmen kuat untuk menghadirkan kelurahan yang modern, responsif, dan mampu menjawab kebutuhan masyarakat.

Alasan pertama mengapa Dedy memilih bermalam minggu di depan laptop adalah kehausan akan wawasan baru. Dunia pelayanan publik terus berkembang, terutama sejak digitalisasi menjadi pilar utama dalam pengelolaan administrasi pemerintahan. Sistem layanan online, aplikasi aduan masyarakat, inovasi dalam pemberdayaan UMKM, pengelolaan data kependudukan berbasis digital, hingga strategi komunikasi publik—semuanya hadir dari berbagai daerah yang masing-masing memiliki pendekatan dan kreativitas berbeda. Dengan mempelajari inovasi tersebut, Dedy ingin memastikan bahwa Kelurahan Lembang tidak tertinggal dan bahkan mampu menciptakan layanan yang lebih unggul.

Selain itu, kegiatan membaca dan mempelajari model layanan publik dari daerah lain memberi kesempatan bagi Dedy untuk melihat tantangan dan solusi yang relevan. Setiap daerah memiliki karakteristik, kendala, serta potensi yang unik. Dari kenyataan itu, muncul beragam inovasi yang bisa diadaptasi sesuai konteks lokal Lembang. Tidak semua harus ditiru secara penuh—beberapa cukup dijadikan referensi, sebagian bisa diuji coba, dan sisanya dibentuk ulang menjadi inovasi khas Kelurahan Lembang. Proses inilah yang menjadi esensi dari pembelajaran seorang pemimpin: mampu mengambil yang terbaik dari luar, lalu menyesuaikannya dengan kondisi masyarakat sendiri.

Malam minggu di depan laptop juga menjadi waktu refleksi bagi Dedy. Di saat banyak orang beristirahat, beliau justru memilih untuk memikirkan bagaimana meningkatkan kualitas layanan dan mempercepat respon kelurahan terhadap kebutuhan warga. Baginya, menjadi lurah bukan hanya soal memimpin, tetapi juga tentang melayani secara tulus dan inovatif. Dedikasi seperti ini lahir dari pandangan bahwa masyarakat layak mendapatkan pelayanan yang cepat, mudah, transparan, dan akurat. Jika inovasi dari daerah lain dapat menjadi inspirasi, maka tidak ada alasan untuk menunda belajar.

Tak hanya berhenti pada membaca, Dedy juga mencatat ide-ide baru, menyusun rencana kecil, dan menyiapkan konsep pengembangan pelayanan digital. Ada rasa bangga tersendiri ketika sebuah inovasi dapat diterapkan dan langsung dirasakan manfaatnya oleh warga. Itulah yang membuat malam minggu ini berbeda: bukan malam yang terbuang, tetapi malam yang diinvestasikan untuk masa depan Kelurahan Lembang.

Pada akhirnya, apa yang dilakukan Dedy Anshari R., S.Kom., MM adalah bentuk nyata dari kepemimpinan yang berorientasi pada perubahan dan kemajuan. Ia menjadikan waktu pribadinya sebagai ruang belajar, ruang refleksi, dan ruang merancang layanan yang lebih baik. Di tengah sunyi, di depan layar laptop, ia bekerja bukan untuk dirinya, tetapi untuk masyarakat Lembang yang dicintainya. Sebab bagi Dedy, inovasi tidak lahir dari kenyamanan, melainkan dari kemauan untuk terus belajar—bahkan di malam minggu sekalipun.